Gambar detil dari otak Einstein dijadikan sebuah aplikasi di iPad untuk pembelajaran guru, murid, dan ilmuwan. Aplikasi otak Einstein ini dapat diunduh dengan harga 9.99 dolar Amerika Serikat.
Aplikasi eksklusif iPad ini diluncurkan Selasa (25/9). Namun, aplikasi tersebut tidak menyertakan kejeniusan Enstein. Aplikasi itu memuat gambar detail otak lelaki jenius asal Jerman tersebut.
Aplikasi itu merupakan pengembangan lanjutan pemindaian yang dilakukan sebuah museum kedokteran yang sedang dibangun di Chicago. Museum itu mendapatkan pendanaan untuk memindai dan mendigitalkan hampir 350 gambar (slide) potongan otak Einstein setelah kematiannya pada 1955.
"Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang akan mereka temukan. Saya kira Einstein sendiri jika masih hidup akan senang," ujar Steve Landers, konsultan di Museum Kesehatan dan Kedokteran Nasional Chicago yang merancang aplikasi tersebut.
Proyek pemindaian otak Einstein pertama kali dilakukan seorang ahli patologi bernama Thomas Harvey. Setelah Einstein wafat, ia melakukan otopsi dan mengeluarkan otak ilmuwan legendaris tersebut dengan harapan bahwa para peneliti dapat mengetahui rahasia di balik kejeniusannya.
Harvey memberikan sampel pada para peneliti dan terlibat dalam sebuah studi pada 1999 yang diterbitkan jurnal The Lancet. Studi tersebut memperlihatkan bahwa satu bagian otak Einstein, lobus parietal, lebih lebar 15 persen dari ukuran normal. Lobus parietal berfungsi penting dalam memahami matematika, bahasa, dan hubungan ruang.
Menurut ilmuwan syarat di Chicago, Dr. Phillip Epstein, aplikasi iPad baru ini memungkinkan para peneliti untuk menggali lebih dalam bagian-bagian otak di mana syarafnya terhubungkan lebih padat dibandingkan dengan ukuran normal.
Namun, karena jaringan otak Einstein diawetkan sebelum adanya teknologi pencitraan modern, akan sulit bagi para ilmuwan untuk mengetahui secara persis di bagian otak mana gambar (slide) itu berasal. Meski aplikasi baru tersebut mengorganisir gambar itu dalam daerah otak umum, ia tidak memetakannya secara presisi dalam model anatomis.
"Dulu belum ada alat MRI. Kita tidak punya model tiga dimensi dari otak Einstein, jadi kita tidak tahu dari mana sampel-sampel ini diambil,” ujar peneliti Jacopo Annese dari Observatorium Otak di Universitas California, San Diego. Selain itu, gambar berukuran 1x3 inci dalam aplikasi tersebut merepresentasikan bagian kecil dari seluruh otak, ujar Annese.
Menurutnya sangat menyenangkan jaringan otak Einstein telah diawetkan secara digital sebelum semua gambar slide rusak atau hancur. Aplikasi ini akan menimbulkan ketertarikan dalam bidang penelitian otak, apalagi otak Einstein.
"Ini adalah koleksi yang indah yang telah dibuka untuk publik," ujar Annese.
Beberapa orang mempertanyakan apakah Einstein akan senang melihat gambar-gambar otaknya dijual pada selain ilmuwan dengan harga 9.99 dolar.
"Ada banyak debat mengenai apa niat Einstein sebenarnya. Kami tahu ia tidak ingin ada sirkus seputar jenazahnya. Tapi ia paham nilai dari penelitian dan ilmu pengetahuan untuk meneliti otaknya, dan kami kira kami telah melakukannya dengan penuh hormat," ujar anggota dewan museum, Jim Paglia.
Paglia mengatakan aplikasi tersebut dapat menginspirasi generasi baru ilmuwan syaraf.
Selain itu, pendapatan dari penjualan aplikasi akan masuk ke Museum Kesehatan dan Kedokteran Nasional milik Kementerian Pertahanan AS di Silver Spring, Maryland, dan ke museum satelit Chicago, yang dijadwalkan dibuka pada 2015 dengan pameran interaktif dan koleksi digital museum.
Selain otak Einstein, satu otak orang terkenal lainnya yang akan diawetkan dan didigitalkan adalah milik Henry Gustav Molaison. Ia adalah orang yang meninggal pada 2008 setelah hidup selama berdekade-dekade dengan amnesia tingkat tinggi. Dikenal dengan “H.M.” dalam studi-studi ilmiah, Molaison berpartisipasi selama hidupnya dalam penelitian yang mengungkapkan pengetahuan baru mengenai pembelajaran dan memori.
Laman berisi lebih dari 2.400 gambar dari otak Molaison akan tersedia untuk umum pada Desember. "Akan ada Einstein yang lain dan kita akan melakukannya seperti H.M," kata Annese merujuk pada Henry.